Menggali Potensi Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Inquiry Learning

Daftar Isi

Halo sobat okeguru. Perubahan pendidikan terus berkembang, metode pembelajaran tradisional semakin ditinggalkan demi memberi ruang bagi pendekatan yang lebih interaktif dan responsif terhadap kebutuhan belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang menarik perhatian adalah Inquiry Learning, sebuah pendekatan yang mendorong siswa untuk menjadi peneliti sejati dengan berfokus pada eksplorasi, penemuan, dan pemahaman mendalam.


Sumber gambar : @adobestock

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi enam sintak utama dalam model pembelajaran Inquiry Learning beserta implementasinya dalam ruang kelas.


Sintak Pembelajaran Inquiry Learning

Sintaks pembelajaran adalah urutan langkah- langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan startegi dan metode yang dipilih.

Ada 6 sintak dalam model pembelajaran inquiry learning, yaitu ; (1) Orientasi, (2) Merumuskan masalah, (3) Merumuskan Hipotesis, (4) Mengumpulkan Data, (5) Menguji Hipotesis, (6) Menyimpulkan.

1. Orientasi (Membangkitkan Minat dan Kepedulian)

Langkah pertama dalam model Inquiry Learning adalah memberikan orientasi kepada siswa. Ini adalah saat yang penting untuk membangkitkan minat dan kepedulian siswa terhadap topik yang akan dipelajari.

Guru harus mampu membuat siswa merasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak. Pemanasan awal ini dapat berupa video inspiratif, pertanyaan menarik, atau cerita pendek yang relevan.

Tujuannya adalah menciptakan landasan emosional yang kuat untuk memulai proses pembelajaran.

2. Merumuskan Masalah (Menciptakan Tantangan Berarti)

Dalam langkah ini, siswa diajak untuk merumuskan pertanyaan atau masalah yang ingin mereka teliti. Proses merumuskan masalah ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengidentifikasi aspek-aspek yang menarik dari topik tersebut.

Guru dapat membantu siswa merumuskan pertanyaan yang mengarah pada eksplorasi yang lebih mendalam. Misalnya, jika topiknya adalah "dampak perubahan iklim," siswa dapat merumuskan pertanyaan seperti "Bagaimana perubahan iklim memengaruhi ekosistem di daerah kita?"

3. Hipotesis Masalah (Membangun Prediksi dan Spekulasi)

Siswa kemudian diajak untuk membuat hipotesis atau prediksi awal mengenai solusi atau jawaban dari masalah yang mereka rumuskan sebelumnya. Ini merupakan langkah penting dalam membangun pemahaman ilmiah.

Siswa belajar untuk berpikir spekulatif dan berani mengemukakan dugaan-dugaan berdasarkan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Guru dapat memfasilitasi diskusi kelompok untuk memperkaya hipotesis yang diajukan.

4. Pengumpulan Data (Menjelajahi Fakta dan Informasi)

Pada tahap ini, siswa mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Mereka dapat melakukan riset, wawancara, observasi, atau eksperimen untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung atau membantah hipotesis mereka.

Guru berperan dalam membimbing siswa dalam mengakses sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya dan relevan.

5. Pengujian Hipotesis (Menguji Kevalidan Dugaan)

Langkah ini melibatkan pengujian hipotesis siswa melalui eksperimen atau analisis data yang telah dikumpulkan. Siswa belajar untuk mengamati dengan cermat, menganalisis, dan mengambil kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Penting untuk memberikan panduan kepada siswa tentang metodologi penelitian yang baik dan kritik ilmiah yang konstruktif.

6. Menarik Kesimpulan (Merangkai Pemahaman dan Pembelajaran)

Pada akhir proses, siswa diminta untuk menyimpulkan hasil temuan mereka dan merangkai pemahaman menyeluruh tentang masalah yang telah mereka teliti. Kesimpulan ini mencakup jawaban terhadap pertanyaan atau masalah awal, serta refleksi tentang proses pembelajaran yang telah mereka jalani.

Guru dapat mengadakan diskusi kelompok untuk mendiskusikan berbagai temuan siswa dan bagaimana mereka menghubungkan dengan konsep yang telah dipelajari.

Model pembelajaran Inquiry Learning mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran. Dengan merangkul keingintahuan dan rasa ingin tahu mereka, siswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, mandiri, dan kolaboratif yang penting dalam kehidupan dan karier mereka.

Contoh Implementasi Inquiry Learning

Contoh implementasi model pembelajaran inquiry learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

Topik: Menulis cerpen

1. Tahap Orientasi:

Guru memberikan contoh cerpen yang baik dan menarik perhatian siswa. Guru juga menjelaskan tentang ciri-ciri cerpen, seperti tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.

2. Tahap merumuskan masalah

Siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan atau masalah yang ingin mereka selidiki tentang menulis cerpen.

Contoh pertanyaan atau masalah misalnya seperti ini :

Bagaimana cara menulis cerpen yang menarik? Apa saja unsur-unsur yang harus ada dalam cerpen? Bagaimana cara membuat alur cerpen yang tidak monoton? Bagaimana cara mengembangkan tokoh cerpen yang kuat? Bagaimana cara memilih latar dan sudut pandang cerpen yang sesuai? Bagaimana cara menggunakan gaya bahasa cerpen yang efektif?

3. Tahap Hipotesis Masalah

Siswa diminta untuk membuat hipotesis atau dugaan sementara tentang jawaban atau solusi dari pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan.

Contoh hipotesis seperti ini :

Untuk menulis cerpen yang menarik, kita harus memilih tema yang relevan, membuat alur yang dinamis, mengembangkan tokoh yang memiliki karakteristik dan konflik, memilih latar dan sudut pandang yang mendukung tema, dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan suasana cerpen.

4. Tahap Pengumpulan Data

Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan, masalah, dan hipotesis yang telah dibuat. Data atau informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku teori atau referensi tentang menulis cerpen, internet, contoh cerpen dari berbagai penulis, wawancara dengan penulis cerpen, atau observasi terhadap karya cerpen sendiri atau orang lain.

5. Tahap Pengujian hipotesis

Siswa melakukan analisis dan interpretasi terhadap data atau informasi yang telah dikumpulkan. Siswa juga melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah dibuat dengan membandingkan hasil analisis dan interpretasi dengan hipotesis tersebut.

Siswa dapat mengkonfirmasi, menolak, atau merevisi hipotesis mereka berdasarkan hasil pengujian.

Contoh hasil pengujian misalnya seperti ini

"Hipotesis saya tentang cara menulis cerpen yang menarik sebagian besar sesuai dengan data atau informasi yang saya kumpulkan. Namun, saya menemukan bahwa ada beberapa hal yang perlu saya tambahkan atau ubah dalam hipotesis saya, seperti: Tema cerpen tidak harus relevan dengan kehidupan nyata, tetapi bisa juga bersifat fiktif atau imajinatif.

Alur cerpen tidak harus dinamis, tetapi bisa juga statis atau lambat asalkan sesuai dengan tema dan gaya bahasa. Tokoh cerpen tidak harus memiliki konflik, tetapi bisa juga memiliki harmoni atau keselarasan dengan tokoh lain. Latar dan sudut pandang cerpen tidak harus mendukung tema, tetapi bisa juga bertentangan atau kontras dengan tema.

Gaya bahasa cerpen tidak harus sesuai dengan suasana cerpen, tetapi bisa juga berbeda atau ironis dengan suasana cerpen."

6. Tahap menarik kesimpulan

Siswa menarik kesimpulan atau simpulan akhir dari proses penyelidikan yang telah dilakukan.

Kesimpulan ini harus sesuai dengan data atau informasi yang telah dikumpulkan dan diuji. Siswa juga dapat memberikan saran atau implikasi dari kesimpulan yang telah ditarik.

Contoh kesimpulan seperti ini :

"Dari proses penyelidikan yang saya lakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa cara menulis cerpen yang menarik adalah dengan memperhatikan unsur-unsur cerpen."

Semoga artikel ini memberikan inspirasi dalam mengimplementasikan model pembelajaran Inquiry Learning di ruang kelas Sobta Okeguru!

Selamat mencoba
Salam Inovasi Salam Implementasi

Daftar Pustaka

Thabroni, Gamal (2021). Model Pembelajaran Inquiry Learning Penjelasan Lengkap. Diakses pada 11 Agustus 2023, dari : https://serupa.id/model-pembelajaran-inquiry-learning-penjelasan-lengkap/

Yunizha, Vindiasari. (2022). Model Pembelajaran Inquiry Learning Kenali Langkah dan Manfaatnya. Diakses pada 11 Agustus 2023, dari : https://www.ruangkerja.id/blog/inquiry-learning

Hanura. (2020). Studi Eksperimen Model Inqury Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Studi Literatur. Diakses pada 11 Agustus 2023, dari : http://ejournal.undhari.ac.id/index.php/de_journal

Wisnurat
Wisnurat Teacher, Public Speaker, Writer, Blogger, Education Content Creator and Enterpreneur.

Posting Komentar